Berita pilihan: Industri paylater makin gurih di saat kredit macet mulai terkendali hingga menguji ketahanan mata uang kripto di tengah gejolak SVB.
Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Linkedin Telegram A- A+ Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu kekhawatiran dengan tren pertumbuhan bisnis jasa bayar tunda atau Buy Now Pay Later adalah risiko kredit macet yang tinggi. Meskipun kabar teranyar otoritas menyebut kalau kredit macet atau non-perfoming loan/NPL mulai terkendali setelah mengalami kenaikan.
Berita tentang bisnis BNPL menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Minggu . Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:Sepanjang tahun ini tren investasi sektor kawasan industri terbilang kian perkasa dan prospektif.
Di luar adanya hal tidak terduga, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir pemerintahan Presiden Jokowi akan berada di bawah 6 persen. Padahal, agar Indonesia masuk dalam barisan negara maju, pertumbuhan yang harus dicapai berada di atas 7 persen. Adapun, jumlah pengguna fasilitas BNPL mencapai 33,55 juta hingga kuartal III/2022 dengan debitur mencapai hampir 13 juta, membentuk outstanding pembiayaan sebesar Rp15,63 triliun.
日本 最新ニュース, 日本 見出し
Similar News:他のニュース ソースから収集した、これに似たニュース記事を読むこともできます。
SVB Berencana Cari Perlindungan Kebangkrutan |Republika Onlinedana SVB Securities dan SVB Capital serta entitas mitra umum tidak termasuk pengajuan
続きを読む »
Kawasan Industri Jababeka Incar Sektor Industri E-commerce |Republika OnlineDi tahap awal, Jababeka siapkan Ecommerce Industrial Park seluas 40 ha
続きを読む »
BEI Sarankan Investor Rasional Kala Krisis SVB-SignatureDirektur Pengembangan Bursa Jeffrey Hendrik memberi nasehat untuk investor RI dalam menyikapi fluktuasi pasar modal
続きを読む »
SVB Bangkrut, BEI: Pasar Modal Indonesia AmanJumlah pipeline IPO masih sama yaitu 57 perusahan dengan 27 perusahaan yang sudah tercatat dan 30 masih dalam antrean.
続きを読む »