Pemilihan umum untuk memilih anggota Majelis Nasional Kuwait sudah usai. Sejumlah politisi kawakan kembali mengisi kursi parlemen. Tantangannya adalah stabilitas politik. Internasional AdadiKompas
Avenues, mal terbesar di Kuwait dan dunia, pada Rabu siang penuh dikunjungi warga. Pesta demokrasi—memilih anggota parlemen atau Majelis Nasional atau Majlis Al-Ummah—yang digelar sehari sebelumnya telah usai. Rabu pagi, warga telah mengetahui hasilnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemilu legislatif yang digelar Selasa itu merupakan pemilu ketiga dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, Majelis Nasional hasil pemilu 2020 dibubarkan pada tahun 2022. Lantas pemilu yang digelar pada paruh akhir 2022 juga dibubarkan, dan Mahkamah Konstitusi memulihkan kembali parlemen hasil pemilu 2020. Namun pada April lalu, Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah meminta parlemen dibubarkan dan pemilu baru digelar lagi.
Al-Ghanim, politisi berpengalaman yang juga populer di kalangan pemilih muda, diperkirakan kembali maju sebagai calon ketua parlemen. Ia akan bersaing dengan Al-Saadoun.Foto salah satu kandidat dan mantan ketua Majelis Nasional Kuwait, Marzouq Al Ghanim terpampang di halaman muka sebuah surat kabar lokal, Al Anbag. Foto diambil pada Selasa Perwakilan negara sahabat dan staf Kementerian Informasi Kuwait memasuki gerbang utama Gedung Dewan Nasional Kuwait, Senin .
Dania Thafer, direktur eksekutif Forum Internasional Teluk, mengatakan, anggota parlemen baru memiliki potensi untuk mengayunkan suara pada isu-isu tertentu. Sementara itu, tokoh Gerakan Progresif Kuwait, Ahmad Al-Deyain mengatakan, dari mereka yang terpilih, wajah parlemen cenderung lebih reformis. Menurut dia, mayoritas anggota parlemen baru adalah politisi perseorangan yang relatif tidak akan oposan apabila menilai eksekutif terbukti mengambil kebijakan reformis.
”Pihak berwenang di Kuwait harus bekerja sama untuk menciptakan stabilitas politik. Kurangnya kerja sama di antara pihak berwenang akan tecermin secara negatif secara internal dan eksternal,” kata Abdul Wahid Khalfan, analis politik Kuwait kepada Al Jazeera.Meskipun diwarnai krisis politik dalam beberapa tahun terakhir, Kuwait merupakan pelopor dalam demokratisasi di kawasan Teluk.
日本 最新ニュース, 日本 見出し
Similar News:他のニュース ソースから収集した、これに似たニュース記事を読むこともできます。
Pemilihan Sosok Cawapres, Ganjar akan Dilibatkan LangsungBakal calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo mengatakan akan ikut terlibat langsung dalam pembahasan calon wakil presiden.
続きを読む »
Kasus Hukum Trump Bisa Bikin Runyam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, Ini PenjelasannyaPerang habis-habisan kandidat presiden AS Donald Trump dengan penegak hukum membawa Amerika Serikat ke wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
続きを読む »
Kementan Ingin Pemda Olah Seribu Hektare Lahan untuk Ketahanan Pangan NasionalKementan mencanangkan seluruh kabupaten di Tanah Air untuk mengolah atau menggarap 1.000 hektare (Ha) lahan.
続きを読む »
Digugat Rp 2,5 M, MUI Sumut Tegaskan MPTTI Sesat Ajarkan Muhammad itu AllahMajelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) menggugat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara (Sumut) ke Pengadilan Negeri Medan.
続きを読む »
Buat Warga Betawi di Jakarta, Simak nih Pesan dari Bang FokeBang Foke menghadiri kongres pertama Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi di Balai Kota.
続きを読む »
Shane Lukas Telah Pisah Sel Tahanan dengan Mario DandyMajelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan permohonan Shane agar ditempatkan di sel yang berbeda.
続きを読む »