'Perusahaan-perusahaan Jepang mulai berhati-hati mengingat gelembung properti China telah meledak di beberapa kota regional'
Pada saat yang bersamaan, kenaikan suku bunga yang tajam dan lonjakan inflasi di AS dan Eropa kini mengancam permintaan pasar terhadap barang-barang dari Jepang.
"Perusahaan-perusahaan Jepang mulai berhati-hati mengingat gelembung properti China telah meledak di beberapa kota regional. Jika itu menyebar ke kota-kota besar, itu akan menghambat permintaan untuk pengiriman dan belanja modal yang terikat China," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.
Menyoroti kehati-hatian perusahaan Jepang tentang pengeluaran, cadangan internal pada perusahaan naik sekitar 7,4% untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 554,8 triliun yen atau sekitar 3,8 triliun US dolar pada akhir tahun.
日本 最新ニュース, 日本 見出し
Similar News:他のニュース ソースから収集した、これに似たニュース記事を読むこともできます。
Kiamat Baru Muncul, Korbannya Negara Kaya AS-Jepangkrisis properti melanda amerika serikat, inggris, china dan jepang
続きを読む »
Kreditur Luar Negeri Country Garden Kumpul Bahas Nasib Utang Rp 2.800 TPengembang properti raksasa China, Country Garden, sedang mengalami tekanan likuiditas yang serius.
続きを読む »
Susul Evergrande, Country Garden Terancam Gagal Bayar UtangRaksasa pengembang properti China Country Garden mengumumkan kemungkinan mengalami gagal bayar pada Rabu (30/8).
続きを読む »
Krisis Sektor ‘Shadow Banking” China Mengarah pada KegagalanSebuah krisis yang semakin besar dalam sektor 'shadow banking' mengancam akan semakin merusak ekonomi yang sudah digoncang berbagai masalah, bahkan sebuah laporan baru mempertanyakan kemampuan pemerintah di Beijing untuk melakukan penyelamatan lewat stimulus fiskal. Pada Rabu (30/8), Bloomberg...
続きを読む »