Peneliti Indef menyebut produk impor khususnya asal China membanjiri platform belanja online di Indonesia.
Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Linkedin Telegram Tautan Tersalin A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance , Nailul Huda membeberkan adanya peningkatan impor seiring pesatnya belanja online melalui platform e-commerce dan social commerce. Bahkan, 74 persen produk yang dijual disebut berasal dari impor.
"Ada korelasi positif antara permintaan belanja online dan impor barang konsumsi. Ini mungkin seller-nya lokal, tapi produk yang dijual itu adalah produk impor, terutama dari China," ujar Nailul dalam diskusi publik secara virtual yang diselenggarakan Indef, Senin . Oleh karena itu, revisi Peraturan Menteri Perdagangan No. 50/2020 perlu menekankan ketentuan barang impor. Revisi beleid itu, kata dia harus mencantumkan deskripsi barang impor lebih detail.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie mengatakan pemerintah tengah membentuk satuan tugas untuk percepatan perlindungan UMKM dari ancaman produk impor di platform social commerce, salah satunya project S TikTok.
日本 最新ニュース, 日本 見出し
Similar News:他のニュース ソースから収集した、これに似たニュース記事を読むこともできます。
Yakin Larangan Ekspor Beras dari India Tak Pengaruhi RI, Bapanas Pastikan akan Impor dari Negara LainYakin Larangan Ekspor Beras dari India Tak Pengaruhi RI, Bapanas Pastikan akan Impor dari Negara Lain TempoBisnis
続きを読む »
Pertumbuhan Industri Kecantikan Ditopang Impor Bahan BakuPertumbuhan industri kecantikan nasional diprediksi mencapai puncaknya 3-5 tahun lagi. Walakin, bahan baku impor masih dominan. Oleh karena itu, pemerintah mendorong industri kosmetik menggunakan bahan baku dalam negeri. Ekonomi AdadiKompas
続きを読む »
Pertamina Patra Niaga Perdana Salurkan 2 Juta Kg Produk MethanolPertamina Patra Niaga Regional JBB memproyeksikan penjualan produk Methanol tahun 2023 di area kerjanya sebanyak 3.100 MT.
続きを読む »