Enam remaja memberikan pernyataan di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada Rabu (27/9). Mereka menilai pemerintah negara-negara di benua itu tidak mengambil tindakan yang cukup untuk melindungi masyarakat dari perubahan iklim.
Dalam pembukaan sidang, Ketua Pengadilan HAM Eropa, Siofra O’Leary mengatakan, “Kasus ini menyangkut pengaduan berdasarkan pasal, 2, 3, 8 dan 14 dalam Konvensi, terkait dengan dampak perubahan iklim yang dianggap oleh para pemohon, menjadi tanggung jawab dari 33 negara-negara responden, dan khususnya terkait fenomena pemanasan global yang mengakibatkan, antara lain, gelombang panas dan kebakaran hutan, yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan para pemohon.
“Gugatan ini telah dibawa langsung ke pengadilan tanpa ada upaya untuk meminta, atau setidaknya berupaya keras, menemukan solusi domestik di manapun. Jadi bertentangan dengan prinsip-prinsip cabang kelembagaan, pengadilan di tiap negara telah kehilangan kesempatan untuk memberikan sudut pandang mereka tentang isu-isu yang diangkat oleh gugatan ini, termasuk masalah kebijakan nasional, ekonomi, serta sosial. Dan pengadilan ini telah kehilangan manfaat dari sudut pandang tersebut.
Para pengunjuk rasa berdiri di luar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg, Prancis untuk mendukung sidang gugatan enam remaja terkait kebijakan iklim 32 negara Uni Eropa, Rabu . Dengan alasan bahwa hak mereka untuk hidup, dalam kehidupan privasi dan keluarga, dan untuk bebas dari diskriminasi sedang dilanggar, para penggugat berharap keputusan pengadilan yang berpihak, yang akan memaksa pemerintah untuk mempercepat kebijakan iklim mereka.
Para aktivis remaja ini mengatakan perubahan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan sekolah mereka, dan merusak kesejahteraan fisik dan psikologis mereka. Mereka memulai tindakan hukum, setelah rangkaian kebakaran hutan mematikan di Portugal tengah, pada 2017, tempat empat dari enam remaja ini tinggal.
Dunja Mijatovic, komisaris Dewan Eropa untuk HAM mengatakan, “Meningkatnya suhu dan polusi udara berarti lebih sedikit waktu yang dihabiskan di luar rumah, melanggar hak asasi anak-anak untuk pendidikan, bermain dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Jelas bahwa dampak perubahan iklim akan membatasi banyak anak, termasuk para penggugat, dalam hal ini, untuk kehidupan yang sulit. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam hidup mereka di bawah kondisi cuaca yang jauh lebih buruk.
日本 最新ニュース, 日本 見出し
Similar News:他のニュース ソースから収集した、これに似たニュース記事を読むこともできます。
6 Jenazah Ditemukan di Wilayah di Mana Remaja Meksiko DiculikKepolisian Meksiko menemukan enam jenazah di kawasan penculikan tujuh remaja sehari sebelumnya.
続きを読む »
Presiden tetapkan enam perwakilan pemda dalam keanggotaan Dewan SDAPresiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2023 menetapkan enam perwakilan pemerintah daerah (pemda) untuk menjadi anggota Dewan ...
続きを読む »
Gugat Cerai Akibat Judi Online di Karawang MeningkatAngka perceraian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat semakin meningkat sejak beberapa bulan terakhir lantaran para suami kecanduan judi online. - tvOne
続きを読む »
Seorang Pria Tewas usai Gunakan Google Maps, Keluarga Korban Gugat GoogleKeluarga dari korban menggugat dan meminta pertanggungjawaban dari Google sebagai induk dari Google Maps.
続きを読む »
KLHK Segel Enam Lokasi Karhutla di Sumatra SelatanTIM Gakkum KLHK Wilayah Sumatera yang terdiri dari pengawas lingkungan hidup dan polisi kehutanan telah menyegel enam lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Selatan.
続きを読む »
SKK Migas paparkan enam upaya tekan emisi karbonSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan memiliki enam upaya untuk menekan emisi karbon dalam rangka ...
続きを読む »